Pendidikan di Indonesia harus berdiri kokoh disemua wilayah dari Sabang hingga Merauke.
Agar semua anak bangsa bisa mendapatkan haknya dalam dunia pendidikan yang diberikan oleh negara.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sorong, Septinus Lobat menyebutkan bahwa hadirnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Papua Bangkit.
Menjadi daya ungkit pertumbuhan pendidikan dan sekaligus memperkuat peningkatan kualitas pendidikan di wilayah itu.
“Tentunya kehadiran SMK Papua Bangkit justru menjadi daya ungkit baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Papua khususnya di Kota Sorong,” jelas Pj Wali Kota Sorong usai meresmikan SMK Papua Bangkit, Jumat.
Melalui peresmian SMK Papua Bangkit oleh Pj Wali Kota Sorong, Septinus Lobat bersama Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay, Mananwir Paul Finsen Mayor pun menandakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) angkatan pertama tahun ajaran 2024/2025 resmi dimulai, Jumat (21/6/2024) di Kota Sorong.
Septinus Lobat memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan Bangun Persaudaraan.
yang telah berjuang untuk menghadirkan SMK Papua Bangkit dalam rangka membantu pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Barat Daya.
“Saya atas nama pemerintah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada yayasan atas perjuangan menghadirkan sekolah ini di Kota Sorong,” ucap dia.
Lobat pun berkomitmen akan memberikan perhatian penuh kepada SMK ini dengan menyediakan fasilitas yang memadai.
Perhatian ini pun akan dilakukan secara bersama dengan sejumlah stakeholder.
Tujuannya untuk mendukung pengembangan pendidikan di SMK Papua Bangkit lebih optimal ke depan.
“Kelengkapan fasilitas dari sekolah ini akan disiapkan secara bersama-sama baik dari Pemerintah Kota Sorong, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Yayasan Bangun Persaudaraan dan juga DPD RI,” beber dia.
Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Doberay, Mananwir Paul Finsen Mayor selaku salah satu pendiri SMK Papua Bangkit.
Menjelaskan alasan dasar hadirnya SMK ini untuk menjawab kebutuhan anak putus sekolah di Papua Barat Daya.
Sebab berdasarkan hasil penelitian, ada sekitar 31.216 anak asli Papua yang mengalami putus sekolah.
SMK Papua Bangkit nantinya akan menyediakan jurusan pertambangan, perminyakan, farmasi atau kesehatan, administrasi perkantoran, serta multimedia atau IT.