Meningkatkan Literasi Bangsa Indonesia Dari Dalam Keraton Yogyakarta

oleh -646 Dilihat
oleh
banner 468x60

Tingkat literasi Indonesia yang rendah seharusnya diselesaikan secara sistematis dan berkelanjutan dengan melibatkan banyak pihak.

Sehingga tanggung jawab ini tidak dipikul sendirian oleh pemerintah dalam hal ini adalah kemendikbudristerk dan jajarannya saja.

banner 336x280

Komponen masyarakat secara personal maupun institusi wajib bergantengan tangan demi meningkatkan literasi anak bangsa.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan aksi membaca buku bersama di dalam komplek Keraton Yogyakarta.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Buku Nasional 2024 yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Sejalan dengan program prioritas Badan Bahasa untuk meningkatkan literasi masyarakat, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, mengungkapkan.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya gemar membaca sejak dini.

“Kunjungan ke Keraton Yogyakarta ini bertujuan untuk melihat bagaimana budaya literasi yang ada di Keraton dalam rangka menumbuhkan minat baca,” tuturnya.

Hafidz menambahkan bahwa selain membaca buku, tim dari Badan Bahasa juga mengunjungi perpustakaan dan museum keraton .

Untuk melihat bagaimana keberagaman khasanah budaya dan peninggalan sejarah yang ada di Keraton Yogyakarta serta upaya keraton dalam rangka pelestarian bahasa daerah.

Saat berkesempatan berkunjung ke perpustakaan milik Keraton Yogyakarta, diperlihatkan berbagai macam peninggalan sejarah.

Salah satunya berupa koleksi naskah-naskah kuno sebagai bukti praktik literasi sudah berkembang sejak dulu yang ditunjukan dalam bentuk digital.

“Di sini kita semua bisa melihat betapa budaya di Keraton Yogyakarta sangat dirawat dan dijaga.

Ini bisa menginspirasi dan mengugah semangat kita untuk terus meningkatkan literasi kita, salah satunya dengan gemar membaca kapanpun dan dimanapun tempatnya,” ucap Hafidz.

Penghageng II Kawadanan Widyabudaya Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinta Iswara, menjelaskan bahwa.

Tugasnya saat ini adalah untuk mengelola, merawat, menjaga dan menyebarluaskan informasi literasi yang ada Keraton Yogyakarta dan sudah ditanamkan sejak usia dini.

“Dokumen yang dikelola di sini berjumlah lebih dari 500 naskah, 3.000 judul yang sedang diolah, dan 2 juta arsip.

Semuanya merupakan peninggalan dari zaman Sultan Hamengku Buwono I sampai X,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mendukung kegiatan literasi membaca untuk anak-anak, baik lingkungan di dalam maupun luar Keraton Yogyakarta.

Misalnya pengajaran tentang kebahasaan dan kebudayaan Jawa. “Hal ini dilakukan agar anak-anak agar dapat memahami dan mengerti bahasa daerah,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Carik Kawedanan Radya Kartiyasa Keraton Yogyakarta, Nyi R. Riya Noorsundaril, menjelaskan bahwa.

Sejak dulu Keraton Yogyakarta sudah paham akan pentingnya mengembangkan literasi, dalam hal ini melalui budaya Jawa.

Ia mencontohkan bahwa di dalam Keraton terdapat Abdi Dalem Kapujanggan, tugasnya adalah tulis menulis sastra ataupun nonsastra dalam aksara Jawa.

“Kita ada dan selalu mencari Abdi Dalem Kapujanggan yang tugasnya perihal tulis menulis. Semoga nanti akan meneruskan tradisi tulis kita dalam aksara Jawa,” ungkapnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa Keraton Yogyakarta juga sangat konsisten terhadap pelestarian bahasa daerah.

“Semua administrasi di Keraton menggunakan bahasa Jawa. Surat menyurat dan lain sebagainya itu memakai bahasa Jawa,” imbuhnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.