Dalang Muda Jember Mengajak Generasi Bangsa Untuk Mencintai Kebudayaan Bangsa

oleh -164 Dilihat
oleh
banner 468x60

Kebudayaan suatu bangsa merupakan identitas yang wajib dijaga keberadaannya oleh generasi saat ini.

Ki Wahyu Eko Septiawan sosok dalang muda di Kabupaten Jember yang bisa dijadikan inspirasi.

banner 336x280

Dia tidak pernah putus semangatnya untuk mengajak anak muda mencintai budaya dan kesenian daerah salah satunya Wayang Kulit.

Kecintaan Ki Wahyu Eko Septiawan terhadap wayang kulit sudah dimulai saat dirinya berusia lima tahun.

hal itu disampaikan hari Kamis (27/6/2024), dia sering diajak sang ayah menyaksikan pertunjukan wayang kulit.

Sehingga membuatnya menyukai pertunjukan Wayang Kulit dan akhirnya dirinya menekuni dunia Dalang dan segala hal yang terkait didalamnya.

“Saya mulai usia lima tahun diajak oleh bapak untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit dari situ saya menyukai Wayang Kulit.

Kebetulan saya Ketua Paguyuban Dhalang Taruna Jember , jadi misi dari kita dulu memperkenalkan budaya wayang kulit di generasi muda.

Ketika saya menjadi sekjen di Pataji Nusobarong keris dan wayang memiliki keterikatan yang sangat kuat, wayang dan keris sebagai pusaka” ujar Wahyu Kamis (27/6/2024)

Menurut Wahyu Wayang Kulit merupakan pertunjukan tradisonal yang memiliki makna dan filosofi mendalam.

Salah satunya terdapat penggunaan benda pusaka seperti keris dan yang lain memiliki makna simbolik.

Benda pusaka tersebut wajib dilestarikan dan dijaga karena merupakan benda warisan dari nenek moyang atau pendahulu.

Saat ini generasi muda masih beranggapan bahwa segala hal yang terkait benda pusaka terkait dengan hal yang mistis.

“ Suatu barang atau benda yang wajib untuk kita lestarikan , cara melestarikan pusaka dan benda peninggalan nenek moyang salah satunya adalah memperkenalkan kepada generasi setelahnya.

Namun generasi muda masih menganggap bahwa ketika berhadapan dengan pusaka atau budaya terkait dengan mistis.

Padahal kalau kita resapi lagi benda pusaka yang diciptakan oleh seorang Mpu itu ada doa yang terselip didalamnya “ ujar Wahyu.

Wahyu menjelaskan bahwa saat proses pembuatan keris , Mpu (orang yang membuat keris) menyematkan doa.

Sehingga dalam pandangan masyarakat keris selalu berdekatan dengan mistis dan kekuatan Ghaib.

Untuk pemahaman generasi muda akan hal seperti ini masih kurang , kita boleh mengenal kebudayaan asing dari luar tapi jangan sampai melupakan identitas dan jati diri kebudayaan di Indonesia.

Bahkan di Amerika, permainan musik tradisional gamelan sudah menjadi salah satu ekstrakulikuler.

Wahyu berpesan agar generasi muda tidak malu mengenal dan jangan melupakan jati diri berasal dari mana.

Yakni dari Indonesia yang memiliki suku budaya yang beragam serta budayanya yang harus dilestarikan.

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.