Sejarah Reog Ponorogo Yang Penuh Dengan Romansa Dan Kesetiaan

oleh -301 Dilihat
oleh
banner 468x60

 

Jawa Timur menjadi salah satu Provinsi yang memiliki banyak adat dan budaya dari berbagai daerahnya.

banner 336x280

Berdasarkan sejarah kejayaan kerajaan Nusantara berpusat di kabupaten yang ada di Jawa Timur.

Tidak heran jika banyak kebudayaan yang lahir berdasarkan kreatifitas masyarakat masa lalu.

Tak perlu diragukan lagi, Seni Reog adalah sebuah kesenian khas yang menjadi ikon daerah Ponorogo.

Sebagai sebuah warisan budaya asli Indonesia, Reog memadukan keindahan gerak tari.

Dimana setiap gerakannya penuh semangat dan selaras dengan irama yang mengiringinya.

Reog Ponorogo sendiri menceritakan kisah tentang seorang Raja Ponorogo yang bernama Raja Kelono yang berniat melamar putri yang berasal dari Kediri bernama Dewi Ragil Kuning.

Sang Raja pun kemudian pergi ke Kediri bersama wakilnya yang bernama Bujang Anom serta dikawal oleh warok.

Warok ini mempunyai kesaktian berupa ilmu yang mematikan. Namun ditengah perjalanan ia dihadang oleh Raja Singabarong dari Kediri.

Raja Singabarong membawa bala tentaranya yang terdiri dari merak dan singa.

Kisah ini kemudian diceritakan dalam sebuah tarian yang disajikan dengan sangat indah.

Ini semua mencerminkan keanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia.

Karena keunikannya tersebut, 9 tahun yang lalu Reog Ponorogo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Tepatnya pada tanggal 16 Desember 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA.

Dalam penetapan tersebut terdapat pula 77 karya budaya yang juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada sidang penetapan yang telah dilakukan 16 November 2013.

Tujuh di antaranya telah ditetapkan lebih dulu sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO yaitu, Wayang, Keris, Batik, Angklung, Tari Saman, Noken, dan Tenun Ikat Sumba.

Saat ini, Kabupaten Ponorogo juga tengah berjuang memperjuangkan Reog agar diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda ICH-
UNESCO.

Oleh sebab itu sebagai generasi bangsa kita harus mendukung penuh setiap kebudayaan bangsa agar tidak diakui oleh negara lain yang juga memiliki fanatisme budaya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.