Pemimpin daerah memiliki peran yang besar dalam melestarikan kebudayaan daerah.
Karena kebijakana yang dirancang dan ditetapkan menjadi harapan pelaku budaya agar berpihak kepada kebudayaan.
Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menghadiri sekaligus memberikan sambutan.
Pada acara Pameran Lukisan Tunggal Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana M.Si. di Museum Arma, Ubud, Gianyar, Rabu (3/7/2024).
S. M. Mahendra Jaya menyatakan menyambut baik dilaksanakannya pameran ini.
Sebagai program literasi budaya yang digagas oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
“Ini merupakan terobosan yang fundamental, karena pengenalan hasil-hasil kebudayaan.
Tidak cukup hanya dengan pemberian materi berupa text books saja.
Tetapi harus menyelami secara langsung karya-karya luhur yang diciptakan oleh para maestro,
Termasuk karya-karya dari Bapak Irjen. Pol. Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana,” cetusnya.
Lebih jauh, dirinya mengapresiasi dipilihnya Museum Arma sebagai tempat penyelenggaraan event ini sangat tepat,
Karena diketahui bersama, Museum Arma memiliki komitmen yang sangat kuat untuk mendukung upaya penguatan dan pemajuan Kebudayaan Bali.
“Melalui Museum Arma kita dapat mengenal seorang maestro I Gusti Nyoman Lempad, menikmati indahnya guratan seorang I Gusti Made Deblog, Walter Spies dan maestro-maestro lainnya.
Ini menunjukkan bahwa Museum Arma, telah berfungsi sebagai wahana edukasi yang menyimpan dan menyajikan berbagai materi penting kebudayaan Indonesia,” ucapnya sembari mengucapkan selamat atas pelaksanaan pameran.
Seniman yang juga menjabat Kasespim Lemdiklat Polri Irjen. Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana mengungkapkan harapannya.
Agar pameran bertajuk “TAKSU Bahagia Sehat Jiwa Raga”, yang digelar di Bali.
Bisa menjadi dialog antara karya – karyanya dengan masyarakat Bali pada umumnya.
Yang sudah sangat akrab dengan Taksu sebagai dasar hidup kegiatan di semua bidang, termasuk kreativitas dan aktivitas di ranah bidang seni.
“Semoga Bali bisa terus menginspirasi bagi setiap pengabdi seni dan budaya, karena Balilah tempatnya seni dan budaya itu hidup,” ujarnya.
