Perlawanan Bung Tomo Dalam Mengusir Penjajah Menjadi Sejarah Besar Surabaya

oleh -265 Dilihat
oleh
banner 468x60

Nyali arek arek Surabaya dalam melawan penjajah semakin menggelora setelah mendengar pidato kebangsaan.

Ceramah tentang pentingnya mengusir penjajah digaungkan oleh pemuda yang memiliki keberanian besar.

banner 336x280

Bung Tomo dilahirkan di Kampung Blauran, Surabaya pada 3 Oktober 1920 dengan nama Sutomo.

Didalam keluarga dia merupakan anak sulung dari enam orang bersaudara yang selalu gembira.

Adiknya masing-masing bernama Sulastri, Suntari, Gatot Suprapto, Subastuti, dan Hartini.

Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang priayi golongan menengah yang pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, staf perusahaan swasta, asisten kantor pajak, hingga pegawai perusahan ekspor-impor Belanda.

Perlawanan yang paling fenomenal dimulai dengan kedatangan Inggris dan Belanda pada 25 Oktober 1945.

Pasukan yang tergabung dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) merupakan bagian dari pasukan Sekutu yang memenangkan Perang Asia Timur Raya atas Jepang.

Tujuan dari RAPWI adalah melakukan bantuan rehabilitasi tawanan perang dan adanya interniran dalam melucuti senjata tentara Jepang.

Pasukan Sekutu sebelumnya sudah mendarat di Jakarta pada 15 September 1945 atau kurang dari sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dinyatakan oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945.

Pada waktu itu kedatangan pasukan Sekutu ke Surabaya membuat suasana kota menjadi tegang.

Mulai terjadi gesekan dengan kaum pemuda dan pejuang yang bertekad mempertahankan kemerdekaan RI.

Diantaranya termasuk insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Insiden tersebut memicu polemik lanjutan. Pada 27 Oktober 1945, tentara Inggris mulai menduduki gedung pemerintahan di Surabaya, sehingga terjadilah rangkaian konflik selama beberapa hari.

Pada 29 Oktober 1945, Presiden Soekarno datang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran.

Kehadiran Bung Karno menghasilkan kesepakatan gencatan senjata antara Sekutu dan para pejuang di Surabaya pada 30 Oktober 1945.

Namun, ternyata terjadi insiden pada hari yang sama dan menyebabkan komandan pasukan Sekutu di Jawa Timur, yakni Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby, tewas.

Posisi Mallaby kemudian digantikan oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh dari Komandan Divisi 5 Inggris.

Pada 9 November 1945, Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya. Isi dari ultimatum tersebut antara lain:
Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri;
Seluruh senjata yang dimiliki oleh pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris;
Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Peringatan itu tidak disambut baik oleh para pejuang dan segenap lapisan masyarakat yang sedang berjuang.
Keeseokan harinya, tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 WIB, tidak ada seorang pun dari pihak Indonesia yang datang untuk menyerahkan diri.

Hal tersebut tentunya menyulut amarah dari pihak Sekutu, yang kemudian membombardir Surabaya.

Perang besar tidak dapat dihindari yang dikenal dengan Pertempuran 10 November 1945.

Kota Surabaya hancur dibombardir oleh pasukan gabungan Inggris dan Belanda. Korban jiwa pun berjatuhan.

Namun, pertempuran tersebut dikenang sebagai simbol perlawanan rakyat Indonesia melawan pendudukan pasukan asing.

Peristiwa inilah yang menjadi tanggal diperingatinya Hari Pahlawan setiap 10 November.

Pertempuran Surabaya yang berlangsung sejak akhir Oktober hingga akhir November 1945.

Sejarah mencatat hal itu merupakan salah satu pertempuran besar dalam sejarah Indonesia modern.

Pertempuran itu melibatkan gabungan antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan milisi rakyat di satu sisi dan pasukan Inggris dan Gurkha di sisi lainnya.

Salah satu elemen penting di balik kegigihan pejuang dan masyarakat Surabaya dalam bertahan adalah kuatnya semangat dan keyakinan.

Untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia Ini dibentuk oleh mereka yang mampu mengajak dan memobilisasi massa untuk berjuang.

Nama Bung Tomo menjadi sejarah penting dalam perlawanan mengusir penjajah, karena berani melawan hanya dengan senjata sederhana.

Tetapi berkat kemampuannya membakar semangat rakyat dia tidak gentar apalagi takut ketika wilayahnya dihancurkan oleh para penjajah.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.