Pengembangan Sekolah Adat di Wilayah Dewan Adat Sentani (DAS) Akan Memasuki Tahapan Baru Pada Tahun 2025

waktu baca 2 menit
Kamis, 14 Agu 2025 15:16 16 prestasi

Pendidikan wajib diterima oleh semua generasi bangsa agar mereka memiliki pemikiran yang maju siring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bukan hanya disekitar perkotaan saja, semua anak bangsa yang berada di Desan dan pedalaman harus menerima kualitas pendidikan yang sama.

Sekolah Adat Negeri Papua di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyatakan pengembangan sekolah adat di wilayah Dewan Adat Sentani (DAS) akan memasuki tahapan baru di 2025, menyusul respons positif dari Bupati Jayapura terhadap rencana tersebut.

Direktur Sekolah Adat Negeri Papua Orgenes Monim di Sentani, Rabu, mengatakan pemerintah daerah telah menyatakan komitmennya untuk menganggarkan pengembangan pendidikan adat, khususnya di wilayah pembangunan I Kabupaten Jayapura sebagai proyek percontohan.

“Setelah kami lakukan audiensi dengan Bupati Jayapura, beliau merespons dengan baik dan mengarahkan agar tahun depan sudah dianggarkan untuk pengembangan pendidikan adat di Kabupaten Jayapura,” katanya.

Menurut Orgenes, tahapan awal penerapan dimulai pada wilayah pembangunan I, sebelum diperluas ke delapan DAS lainnya.

“Proyek percontohan ini akan memanfaatkan kurikulum khusus yang telah disusun oleh Sekolah Adat Negeri Papua, berupa 10 buku mata pelajaran berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Dia menjelaskan 10 buku tersebut telah diserahkan hak kepemilikan kepada pemerintah daerah, sementara pihaknya tetap menjadi penciptanya.

“Materi ini juga telah melalui proses koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, dan saat ini kami sedang menunggu penyerahan sertifikat hak cipta,” katanya.

Dia menambahkan rencananya buku tersebut mulai diterapkan pada tahun ajaran 2025-2026 di 54 SD, 30 SMP dan 17 SMA yang tersebar di wilayah pembangunan I Kabupaten Jayapura.

“Pengembangan sekolah adat bukan hanya untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga membekali generasi muda Papua dengan identitas dan pengetahuan lokal yang selaras dengan perkembangan pendidikan nasional,” ujarnya.

Sumber : Antara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA