Mendiktisaintek Menginstruksikan Riset Pendidikan Tinggi Harus Sejalan Dengan Arah Pembangunan Nasional

waktu baca 2 menit
Kamis, 7 Agu 2025 23:51 17 prestasi

Penelitian dalam berbagai sektor akan membuat kemajuan yang signifikan asal dilaksanakan dalam bentuk kebijakan.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan pendidikan tinggi dan riset harus sejalan dengan arah pembangunan nasional, terutama delapan prioritas yang dicanangkan Presiden.

Kedelapan prioritas tersebut adalah pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

“Jangan sampai nanti fokus penciptaan SDM kita tidak sejalan dengan apa yang diinginkan atau apa yang akan dikembangkan, industri-industri yang akan dikembangkan di Indonesia ini,” kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto dalam konferensi pers Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, Kamis.

Mendiktisaintek Brian menilai dua kontribusi utama perguruan tinggi adalah menghasilkan SDM unggul serta mendorong riset-riset yang relevan dengan kebutuhan riil di lapangan.

“Dua hal ini yang kita harapkan kemudian kampus betul-betul menjadi tempat seperti R&D perusahaan-perusahaan lokal yang ada di sekitar kampus, kampus menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi,” jelas Mendiktisaintek.

Ia mencontohkan ekosistem di negara lain yang telah sukses menempatkan kampus sebagai tulang punggung kawasan industri.

“Itu kita buat inline-nya. SDM-SDM unggul, SDM-SDM yang andal yang sesuai dengan bidangnya itu sesuai dengan pertumbuhan prioritas yang akan dilakukan di Indonesia ini,” lanjutnya.

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia industri dalam menentukan arah riset yang relevan. Brian berharap kampus tidak hanya menjadi menara gading, tetapi juga menjadi pemecah masalah.

“Bagaimana riset-riset, topik-topik riset yang akan dilakukan oleh teman-teman kita para guru besar, peneliti di kampus-kampus itu, sejalan dengan permasalahan industri atau kebutuhan-kebutuhan yang ada di industri ke depan,” tutur Mendiktisaintek Brian Yuliarto.

Diketahui KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, serta 1.000 peneliti terbaik yang ada di Indonesia.

Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia menuju kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global.

Kegiatan KSTI 2025 meliputi sesi diskusi panel, sesi eksekutif bersama jajaran kementerian dan lembaga strategis, sharing session dari para peraih Nobel dan akademisi dunia, serta pameran hasil riset dan inovasi industri.

Sumber : Antara

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA