Masyarakat Berharap PPDB SMA/SMK Negeri Semarang Bisa Selesai Dengan Audiensi, Karena Menyangkut Prestasi Siswa

oleh -519 Dilihat
oleh
banner 468x60

Beberapa perwakilan orang tua calon peserta didik yang piagam kejuaraannya dianulir akan terus melakukan berbagai upaya.

Pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK negeri Jawa Tengah 2024 menilai keputusan tersebut terburu-buru.

banner 336x280

“Karena sampai sekarang hasil dari pengadilan belum ada. Itu yang kami tuntut.

Sampai sekarang prosesnya masih berjalan di kepolisian,” kata Indah, perwakilan orang tua siswa, di Semarang, Minggu (14/7).

Aspirasi disampaikannya usai beraudiensi dengan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Terkait persoalan penganuliran piagam penghargaan yang menimpa 69 siswa tersebut.

Pemprov Jateng telah memutuskan menganulir nilai piagam Malaysia International Marching Band Virtual Championship 2022 .

Piagam itu digunakan 69 siswa untuk mendaftar di SMA/SMK karena keabsahannya diragukan.

Dari jumlah itu, yang mendaftar SMA negeri sebanyak 65 orang dan SMK negeri sebanyak empat siswa.

Mereka tersebar di SMAN 1 Semarang, SMAN 3 Semarang, SMAN 5 Semarang, SMAN 6 Semarang, SMAN 14 Semarang, SMKN 7, dan SMKN 6 Semarang.

Dengan piagam tersebut, para siswa tersebut semula mendapatkan tiga poin tambahan.

Karena tertulis meraih juara satu, tetapi setelah diverifikasi dalam laman penyelenggara hanya meraih juara tiga sehingga dianulir.

Artinya, 69 siswa tersebut kehilangan nilai piagam sehingga hanya mengandalkan nilai rapor.

Tetapi ada tujuh calon peserta didik di antaranya yang lolos daftar ulang karena nilai rapornya mencukupi.

Mereka juga sempat ingin mengganti piagam yang diragukan keabsahannya itu dengan piagam lainnya.

Tetapi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng menolak karena data sudah terkunci di sistem PPDB.

Rencananya mereka juga akan mengajukan permasalahan tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Hal ini disebabkan karena putusan anulir piagam itu dinilai tidak adil dan melukai psikologis siswa.

“Rencana kami ke sana (PTUN) karena kami melihat hasil putusan Disdikbud Jateng melukai anak-anak, ada rasa ketidakadilan.

Jangan ditanya, anak-anak stres luar biasa waktu pertama kali berita ini muncul,” katanya.

Masyarakat berharap agar permasalahan ini diselesaikan secara damai dan audiensi karena menyangkut mentalitas siswa.

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.