Dari Sabang hingga Merauke memiliki berbagai keindahan alam dan budaya yang sangat indah.
Keindahan itu terletak pada sejarah dan latar belakang dibelakangnya dan bertahan hingga saat ini.
Salah satunya yakni Kebudayaan suku Aceh yang dapat kita pelajari dari tradisi, kesenian, dan ciri khasnya.
Suku Aceh sendiri mendiami Provinsi Nanggoroe Aceh Darussalam yang mempunyai julukan sebagai Serambi Makkah.
Menurut catatan sejarah, suku Aceh ini berasal dari keturunan suku yang ada disekitar Pulau Sumatera dan sudah terbentuk sebagai suku sejak masa Pleistosen (mencairnya es).
Sehingga banyak pencampuran populasi antara masyarakat pantai timur Aceh (Langsa dan Tamiang) dengan suku Mante, Champa, Minang, Melayu, dan Lhan.
Suku Aceh sendiri menamai diri mereka dengan berbagai macam nama, seperti Achin, Akhir, Atse, Asji, dan lain-lain.
Berikut penjelasan terkait kebudayaan suku Aceh beserta tradisi yang lestari hingga sekarang.
Tradisi
Sama seperti suku lainnya yang ada di Indonesia, suku Aceh juga mempunyai beberapa tradisi upacara adat yang masih dilakukan hingga sekarang di antaranya:
1. Peusijuek
Upacara adat ini dilakukan oleh suku Aceh ketika mereka melakukan acara perkawinan, kematian, berangkat haji, kelahiran, dan segala jenis selamatan lainnya.
Arti kata peusijuek adalah pendingin, yang berarti bertujuan untuk mendoakan yang baik-baik agar tujuannya tercapai.
2. Sumang
Upacara adat ini sering diadakan oleh suku Aceh yang bertujuan agar manusia jadi makhluk berpendidikan, dengan akhlak yang mulia dalam masyarakat.
3. Meugang
Upacara adat ini biasanya dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha.
Mereka akan berkumpul bersama-sama untuk memasak daging dan dimakan bersama-sama.
4. Uroe Tulak Bala
Upacara adat ini dilakukan untuk menolak mara bahaya atau musibah dan meminta Tuhan agar melindungi mereka.
Biasanya, upacara ini diadakan pada bulan Safar.
Kesenian
Berikut ini beberapa kesenian suku Aceh yang masih sering dipertunjukkan.
1. Tari Saman
Tari ini dibawakan berkelompok, minimal terdiri dari 9 orang.
Gerakan tari ini cepat dan dibawakan sambil duduk, dengan menepuk-nepukkan telapak tangan pada dada serta lantai.
2. Ratoh Jaroe
Tari ini hampir mirip dengan tari Saman, namun makna tarian ini jauh berbeda.
Jika Saman maknanya tentang kepahlawanan, pendidikan, dan keagamaan.
Tari Ratoh Jaroe bermakna kalau perempuan Aceh adalah ornag yang kuat, tangguh, dan berani.
3. Didong
Kesenian ini dibawakan secara berkelompok oleh laki-laki dengan duduk melingkar. Lalu, mereka akan menyanyikan lagu-lagu daerah Aceh sambil bertepuk tangan.