Pemikiran merupakan satu hal yang tak bisa terpisahkan dari kemajuan rakyat disegala aspek kehidupan bangsa. Sebab realitas itu berwujud pada benda benda bergerak maupun tak bergerak menjadi ukuran modernitas suatu bangsa.
Kemudahan pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya lalu komunikasi, kemurahan harga harga disisi ekonomi,kesehatan, transportasi, barang, kesejahteraan pada hidup. Semua hal diatas ada perhitungan perhitungan angka, sosial budaya, berdasarkan norma, etika western (barat), keberadaan ini diakibatkan oleh ukuran tingkat kemakmuran berada di area pemikiran mereka.
Pihak timur (negara negara Asia) tidak memiliki ukuran pasti mengenai kesejahteraan, ke makmur an, akibat dari dominasi berbagai macam macam aspek politik, ekonomi, pemikiran, sehingga kerendahan diri menjadi kental dikalangan elit politisi timur bahkan menjadikan sistem pendidikan mencontoh pihak barat tanpa seleksi tiada memasukan budaya sendiri bagian dari proses pendidikan, Sehingga penyerapan budaya lokal hilang dan menghilangkan kepercayaan diri disaat saat berinteraksi bersama pihak barat.
Pola pembangunan bangsa meniru cara dan sistem mereka. Kehilangan budaya berpikir begitu kuatnya dikalangan elit politisi bisa dikatakan merekapun tak berdaya juga tiada kemampuan berpikir oleh ulah dunia pendidikan terpisah jauh dihilangkan tersambung literasi menulis dan diskusi. Hal ini karena kuatnya pengaruh orde baru pada budaya politik tahun 1968- 1998 merubah mindset berpikir menjadi pekerja dimasukan ke dalam sistem pendidikan untuk mengontrol pikiran rakyat agar tidak kritis, kreatif, meniadakan pemahaman pikiran politik. Agar hadir kepatuhan, ketundukan, kontrol atas rakyat bagi kepentingan kekuasaan berke lanjut an rezim dalam setiap generasi memerintah sebagai penguasa tunggal.
Pemikiran sangat diperlukan oleh Indonesia khususnya untuk membangun kemajuan, kemampuan teknologi bahkan peradaban dibuat atas nilai nilai budaya Nusantara. Memahami kemodernan, kemakmuran, kesejahteraan, dari sumber sumber lokal bukan dari asing Tentu elit politisi dan rakyat memperkuat diri lewat literasi, menulis, diskusi. Apakah Sistem pendidikan kuat di kesejarahan Peradaban Indonesia?
Tidak ada komentar