SMP Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang Meracik Sabun Cuci Ramah Lingkungan

oleh -215 Dilihat
oleh

Prestasi diciptakan oleh pelajar yang menciptakan berbagai inovasi dan karya mengagumkan.

Sejumlah siswa SMP Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat bersama guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

banner 336x280

Bekerjasama dalam meracik sabun cuci piring dan cuci tangan ramah lingkungan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini.

“Sabun cuci ini dibuat oleh siswa-siswi kami dengan bahan-bahan kimia yang berkualitas dan sudah teruji dari BPOM dan Dinas Kesehatan.

Sehingga sangat ramah lingkungan,” kata Guru IPA SMP Pembangunan Laboratorium UNP, Dewi Kartina di Padang, Kamis.

Ia menjelaskan sabun cuci piring itu dibuat karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar sekolah.

Yakni dalam membersihkan alat-alat rumah tangganya, khususnya alat makan.

“Sabun cuci piring ini akan terus digunakan, terutama bagi warga sekitar sekolah.

Karena itu kami membuatnya dan awalnya kami menjual bagi guru, orangtua siswa serta warung-warung di dekat sekolah,” katanya.

Bahan-bahan pembuatan sabun tersebut, di antaranya sodium laureth sulfate, NaCL dan parfum (essense jeruk) serta pewarna makanan.

Dewi mengatakan proses pembuatan masih dilakukan secara manual, yakni dengan mengaduk-aduk bahan-bahan yang sudah dicampur itu dengan total waktu pembuatan paling lama 40 menit.

Sementara untuk sabun cuci tangan sudah mulai dibuat sejak masa pandemi COVID-19.

Karena saat itu permintaan sabun cuci tangan sangat tinggi, karena itu sekolah bersama siswa berinisiatif membuatnya.

Sabun cuci tangan yang dibuat berwarna merah, sedangkan sabun cuci piring berwarna hijau.

Dalam sekali pemuatan bisa menghasilkan 20 liter sabun yang dijual Rp10 ribu per botol.

Siswa kelas 3 SMP Pembangunan Laboratorium UNP, Rasya Aufa Ziya mengaku senang dapat berpartisipasi dalam pembuatan sabun tersebut.

“Ini saya sudah kedua kalinya mengikuti kegiatan pembuatan sabun ini, sangat seru.

Sabun ini juga bisa dijual dan dimanfaatkan ke khalayak umum, sehingga pihak sekolah dan siswa mendapatkan keuntungan dari sana,” katanya.

Siswa lainnya, Asyifa Farixa mengaku mendapatkan pengalaman sangat berharga saat proses pembuatan sabun cuci tersebut.