Categories: Sejarah Dan Budaya

Rangkaian Acara Peringatan Galungan dan Kuningan, Semakin Menciptakan Keharmonisan Antara Masyarakat

 

Dalam menjalankan nilai nilai spiritual atau kebudayaan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dan dipenuhi.

Setiap agama memiliki perlengkapan dalam pelaksanaan ritual dan sudah dilakukan sejak dahulu kala.

Biasanya terdiri dari bunga, jajan atau kue, buah dan lain sebagainya yang harus ada dalam acara tersebut.

Tahap demi tahap dalam Kegiatan harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh saling melangkahi.

Berikut beberapa rangkaian kegiatan terkait Galungan dan Kuningan yang biasa dilakukan di Bali

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan yang memuja Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan.

Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum berwarna.

Pada hari Tumpek Wariga, semua pepohonan akan disirami tirta wangsuhpada/air suci yang dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi sesaji berupa bubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh, dan diisi sasat.

Setelah selesai, pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berharap agar pohon yang diupacarai dapat segera berbuah/menghasilkan untuk upacara hari raya Galungan.

2. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa (Sugi dan Jawa) berarti Sugi sebagai arti bersih, suci dan Jawa artinya luar.

Sugihan Jawa adalah hari pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).

Pada hari ini umat Hindu melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon.

Upacara Ngerebon bertujuan untuk menetralisir segala sesuatu yang negatif pada Bhuana Agung, lalu disimbolkan dengan pembersihan Merajan dan Rumah.

Pada upacara Ngerebon ini, di lingkungan Sanggah Gede, Panti, Dadya, hingga Pura Kahyangan Tiga/Kahyangan Desa akan diberikan sesaji.

Dalam pelaksanaannya Sugihan Jawa dirayakan setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang.

3. Sugihan Bali

Sugihan Bali yaitu pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit.

Tata cara pelaksanaannya adalah mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih
sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang sudah semakin dekat.

Dalam pelaksanaannya Sugihan Bali dirayakan setiap hari Jumat Kliwon wuku Sungsang.

4. Hari Penyekeban

Hari Penyekeban memiliki makna filosofis “nyekeb indriya” yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama.

Hari Penyekeban ini dirayakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.

5. Hari Penyajan

Hari Penyajan dirayakan untuk memantapkan diri sebelum perayaan hari raya Galungan.

Menurut kepercayaan, pada hari Penyajan umat akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri umat Hindu menuju Galungan.

Hari ini dirayakan setiap Senin Pon wuku Dungulan.

6. Hari Penampahan

Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan.

Pada hari tersebut, umat akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diterima selama ini.

Penjor dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.

Mereka juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara.

Penyembelihan babi ini juga mengandung makna simbolis yaitu membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.

Ada banyak makna dari setiap persiapan yang dilakukan tersebut, salah satunya adalah semakin menambah kebaikan antara masyarakat.

Secara sosial akan menambah kekompakan masyarakat karena harus saling gotong royong dalam melaksanakan upacara agar berjalan sukses.

admin

Prestasi adalah laman informasi dan edukasi guna menambah literasi bagi semua insan pemerhati generasi untuk berprestasi. Berbagi wawasan dan pengetahuan serta membangun budaya informasi positif untuk kejayaan negeri. Menghadirkan pemikiran bersama melahirkan generasi Prestasi untuk Indonesia Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka 2045.

Share
Published by
admin

Recent Posts

Perkuat Komitmen Kolektif , Konsolnas Dikdasmen 2025 Wadah Pemangku Kepentingan Membangun Pendidikan

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen)…

6 jam ago

Generasi Muda Harus Tahu Sejarah Awal Mula, Tujuan dan Tema Hari Kebebasan Pers Dunia 2025

Tanggal 3 Mei diperingati sebagai Hari Kebebasan Pers Internasional atau World Press Freedom Day. Pada…

3 hari ago

Hari Pendidikan Nasional 2025 Logo Dan Tema Sudah Dirilis

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sudah merilis link logo dan tema Hari Pendidikan Nasional…

5 hari ago

Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Ke Sekolah Menjadi Pilihan, Minat Bakat Siswa Harus Diutamakan

Seperti yang telah diketahui jurusan IPA, IPS, dan Bahasa tidak digunakan pada masa Menteri Pendidikan,…

5 hari ago

Indonesia Mengirimkan Dua Belas Siswa Terbaiknya Di Olimpiade Kimia Tingkat Dunia

Tinggal beberapa bulan kedepan, kompetisi kimia tingkat dunia untuk siswa di tingkat sekolah menengah yaitu…

6 hari ago

Ajang International Biology Olympiad (IBO) 2025 Di Wakili Oleh Empat Siswa Terpilih

Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Tahap II IBO pada tanggal 10 s.d 19 April 2025.…

1 minggu ago