Perguruan Tinggi Aceh Komitmen Untuk Mengurangi Pengangguran Dengan Kerjasama Dengan Berbagai Perusahaan

oleh -119 Dilihat
oleh
banner 468x60

Salah satu parameter keberhasilan negara yakni dengan menyediakan lapangan kerja bagi rakyat agar terhindar dari kemiskinan.

Oleh seab itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencari formula ideal yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah.

banner 336x280

Kalangan dunia usaha dan perguruan tinggi di Aceh sepakat untuk membantu menyelesaikan persoalan pengangguran.

Yakni dengan meningkatkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Hal tersebut dilaksanakan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri.

Kesepakatan itu tertuang dalam Nota Harapan Bersama (mutual expectation agreement) yang ditandatangani di Aceh pada akhir acara Multi-Stakeholders Dialogue (MSD) oleh para stakeholders pendidikan tinggi.

Kegkatan diselenggarakan oleh LLDikti Wilayah XIII bekerja sama dengan Kampus Merdeka Mandiri (KMM) – Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM).

Acara yang diselenggarakan di aula Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII itu.

Diikuti oleh 10 perwakilan dunia usaha dan organisasi serta 17 perwakilan dari 12 perguruan tinggi di Provinsi Aceh.

“Kami menyelenggarakan MSD untuk mempertemukan perguruan tinggi dengan para pihak yang berpotensi.

Untuk bisa menjadi mitra bagi perguruan tinggi untuk dapat menjalankan MBKM secara mandiri,” kata Manajer KMM, Niki Prastomo.

MBKM adalah inovasi kebijakan Kemendikbudristek yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang lebih relevan dengan konteks dan zamannya.

Untuk tujuan itu, mahasiswa diberi hak untuk belajar di luar program studinya, maksimal selama tiga semester dan maksimal 60 SKS.

Dalam hal ini, perguruan tinggi dituntut untuk memfasilitasi hak mahasiswa tersebut.

Dalam dua tahun terakhir, 17 LLDikti di seluruh Indonesia sedang giat mendorong perguruan tinggi untuk dapat menjalankan MBKM secara mandiri.

LLDikti banyak melakukan sosialisasi, memberikan bimbingan teknis, sampai dengan menyelenggarakan MSD.

MSD diselenggarakan untuk mempertemukan para pihak, yakni perguruan tinggi, pemerintah, sektor bisnis, dan organisasi kemasyarakatan,

Agar mereka duduk bersama mendiskusikan rencana kerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lingkungan mereka.

Luaran dari MSD adalah rencana kegiatan MBKM yang akan dijalankan bersama, agar menghasilkan dampak yang terukur dan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Kepala Bagian Umum LLDikti Wilayah XIII, Syafi’i, mengatakan bahwa.

MSD diperlukan agar perguruan tinggi dan masyarakat bisa berdiskusi tentang apa yang bisa dilakukan bersama dalam kegiatan MBKM.

“Kami berharap, diskusi ini dapat menghasilkan bukan hanya gagasan tetapi melahirkan kegiatan, yang bermanfaat bukan hanya bagi mahasiswa, melainkan dan terutama bagi masyarakat Aceh,” kata Syafi’i.

Para mitra yang hadir dalam MSD di Aceh antara lain PT Sinar Kopi Nusantara, PT Getlatela Jayati Group, PT Progresif Group Indonesia, Wira Usaha Bank Indonesia (WUBI), BPJS Ketenagakerjaan, BKKBN Provinsi Aceh, PT Pos Indonesia, PT Pembangunan Aceh, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh, dan PT Pema.

Sementara itu hadir 22 perwakilan dari 12 perguruan tinggi seperti Akademi Kesehatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Kutaraja, STIE Sabang, Universitas Abulyatama, Universitas Almuslim, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Universitas Gajah Putih, Universitas Jabal Ghafur, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah.

Dalam MSD tersebut juga terungkap keprihatinan bersama terkait dengan jumlah pengangguran yang cukup tinggi di Aceh.

“Angka pengangguran di Aceh mencapai 8%, karena itu kami berencana membantu menyelesaikan persoalan ini, antara lain dengan program kewirausahaan,” kata salah satu dosen.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.