Kerjasama antar kementerian lintas negara bermanfaat untuk menambah informasi.
Banyak kerjasama antar negara yang melingkupi bidang ekonomi, pendidikan dan yang lainnya.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menerima kunjungan dari Duta Besar LBBP RI untuk Timor Leste beserta staf pada Rabu (31/7).
Pertemuan berlangsung di kantor Badan Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
Dengan agenda utama membahas berbagai inisiatif peningkatan kerja sama.
Khususnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Timor Leste.
Dalam kunjungannya ke Badan Bahasa, Duta Besar LBBP RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik.
Dia didampingi oleh Sekretaris Kedua Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Dili, Pandu R. Wicaksono.
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz menerima kunjungan tersebut didampingi oleh Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana beserta staf.
Dalam kunjungan tersebut, Okto mengungkapkan, “Saya sudah bertemu dengan Presiden Timor Leste dan Menteri Pendidikan Timor Leste.
Komunikasi tentang kemungkinan menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib di tingkat Sekolah Dasar.
Agar para siswa memiliki dasar kompetensi bahasa Indonesia yang kuat,” ungkapnya.
“Timor Leste membutuhkan lebih banyak guru BIPA, baik lokal maupun pusat.
Setidaknya ada tambahan satu orang dari Indonesia”, tambahnya.
Serta berharap kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh Badan Bahasa selambat-lambatnya di bulan Januari 2025.
Pada 1 Mei 2024 lalu, pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Bahasa, telah dikirimkan ke Dili, Timor Leste.
Pengajar BIPA tersebut mengemban tugas diplomasi kebahasaan di Pusat Budaya Indonesia, KBRI Dili.
Kedatangan pengajar BIPA, Zamzam Hariro disambut baik oleh Duta Besar RI untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik.
Pada saat itu menyampaikan bahwa KBRI Dili telah lama menunggu kedatangan Pengajar BIPA karena kebutuhan di Timor Leste sangat mendesak.