Malik Risaldi, yang saat ini dikenal sebagai salah satu pesepakbola lokal terbaik Indonesia, memiliki kisah yang membuktikan bahwa dedikasi dan kegigihan dapat mengalahkan kesulitan. Sebelum memikat penggemar di pentas Liga 1 dan mendapatkan tempat yang didambakan di Tim Nasional Indonesia, Risaldi pernah mengalami masa pengangguran dan bahkan gagal mencari pekerjaan di pabrik-pabrik lokal.
Tumbuh dengan kecintaan pada sepak bola, anehnya perjalanannya tidak selalu di lapangan.Risaldi mengasah kemampuannya di berbagai sekolah sepak bola (SSB) di Surabaya dan Gresik.”Saya bahkan masuk sekolah bulu tangkis ketika kami pindah ke Gresik,” ungkap Risaldi dalam sebuah wawancara dengan Liga Indonesia Baru (LIB) TV. “Tapi itu tidak cocok, saya tidak menikmatinya, jadi saya kembali ke SSB.”
Malik melanjutkan pendidikan sepak bolanya di SSB Semen Gresik dan kemudian bergabung dengan akademi sepak bola Widodo Cahyono Putro saat masih duduk di bangku SMP. Karier profesionalnya dimulai pada tahun 2017 bersama PS Timah Babel di Liga 2, tetapi kariernya di sana tidak berlangsung lama. “Itu pun bukan kompetisi penuh. Hanya setengah musim dan semua pemain dicoret dan diganti dengan skuat baru,” jelasnya.
Saat kembali ke Gresik, Risaldi mendapati dirinya menganggur dan aktif mencari pekerjaan. Meski melamar ke banyak pabrik, ia terus-menerus ditolak. “Setelah itu, saya menganggur di rumah. Saya melamar pekerjaan di pabrik, tetapi tidak diterima di mana pun,” aku pria berusia 28 tahun itu.
Pada 2018 takdir berkata lain, Persegres Gresik, yang baru saja terdegradasi ke Liga 2, menggelar uji coba lokal. Risaldi memanfaatkan kesempatan itu. “Persegres menggelar uji coba lokal. Saya ikut dan akhirnya masuk tim,” kenangnya. Hal ini menjadi titik balik kariernya. Dari Persegres, ia pindah ke Persela Lamongan dan menjalani tiga tahun yang sukses dari 2019 hingga 2022. Setelah kontraknya berakhir, ia bergabung dengan Madura United dan benar-benar bersinar.
Penampilannya yang impresif bersama Madura United mengantarkan tim tersebut menjadi runner-up pada musim 2023/2024. Puncaknya, Risaldi meraih gelar pencetak gol lokal terbanyak Liga 1.
Penampilan gemilangnya menarik perhatian Persebaya, yang segera merekrutnya. Yang lebih penting, ia mendapat panggilan dari pelatih tim nasional Shin Tae-yong untuk mewakili Indonesia.
Hebatnya, pemanggilan Risaldi ke tim nasional terjadi di akhir kariernya, setelah sebelumnya tidak pernah mewakili Indonesia di level muda mana pun. Namun, ia dengan cepat membuktikan kemampuannya, bahkan menjadi starter dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia melawan Bahrain, satu-satunya pemain Liga 1 yang melakukannya.
“Sungguh luar biasa bisa mengenakan seragam tim nasional Indonesia. Saya sangat senang. Apalagi sekarang tim ini memiliki banyak pemain internasional, dan saya diberi kesempatan untuk bermain,” pungkas Risaldi, sebagai bukti kerja kerasnya dan perjalanan luar biasa yang membawanya dari penolakan pabrik menjadi pemain nasional.
Tidak ada komentar